Hiperinflasi Zimbabwe

Dilansir dari River Learn, penyebab krisis hiperinflasi Zimbabwe adalah beberapa contoh kesalahan pengelolaan kebijakan oleh presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan pemerintahannya.

Pada tahun 2000, pemerintah Zimbabwe menyita tanah dari pemilik pertanian kulit putih dan mendistribusikannya kembali kepada petani kulit hitam. Namun, banyak pemilik baru tidak memiliki pengalaman dan sumber daya untuk mempertahankan produktivitas pertanian.

Hal ini menyebabkan penurunan tajam dalam hasil pertanian. Ketidakmampuan sektor perbankan untuk memobilisasi dana untuk investasi dan pinjaman sebagian disebabkan oleh penjarahan politik oleh elit masyarakat dan pejabat pemerintah.

Tingkat keparahan hiperinflasi di Zimbabwe juga disebabkan oleh korupsi institusional dan kurangnya kepercayaan pada pemerintah dan mata uang. Hal tersebut membuat Zimbabwe mengalami hiperinflasi hingga 231 juta persen yang dikarenakan Bank Sentral Zimbabwe yaitu Reserve Bank of Zimbabwe (RBZ) mencetak uang secara rutin untuk mendanai defisit anggaran negaranya.

Akibatnya, mata uang Zimbabwe yaitu Dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 ditukar dengan Z$300.000.000.000.000 pada tahun 2009.Untuk memperbaiki kondisi ekonominya, Bank Sentral Zimbabwe kemudian memperbolehkan masyarakat menggunakan mata uang negara lain seperti dolar AS, renminbi China, rupee India, dolar Australia, yen Jepang dan rand Afrika Selatan sebagai alat pembayaran yang sah.

Kini ZWD tidak lagi dicetak atau diakui sebagai mata uang resmi Zimbabwe. Sebagai gantinya, negara itu telah menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas.

Sebelumnya, Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono mengaku diminta Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk memberikan uang Rp800 juta kepada mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri.

SYL menyampaikan arahan uang untuk Firli Bahuri itu melalui mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Kementan, Muhammad Hatta.

Hal itu diungkap Kasdi saat diperiksa sebagai saksi mahkota dalam sidang lanjutan perkara gratifikasi dan pemerasan di Kementan yang menyeret SYL cs di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

Awalnya, Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rianto Adam Pontoh menggali terkait adanya aliran uang ke mantan Ketua KPK Firli Bahuri. Hal itu terjadi saat Kasdi diperiksa sebagai saksi di Pengadilan Tipidkor pada Rabu (19/6/2024) kemarin.

Dalam keterangannya, Kasdi menyampaikan diminta oleh SYL untuk melakukan sharing atau patungan. Kali ini, peruntukkannya bukan untuk operasional melainkan untuk Firli Bahuri. Total uang yang dikumpulkan berjumlah Rp 800 juta.

"Ada kebutuhan Rp800 (juta) yang akan diserahkan pada Pak Firli," kata Kasdi.

"Itu disampaikan juga oleh Pak Hatta," tanya Rianto.

"Ini sharing ini bukan untuk personal menteri lagi ini," timpal Rianto.

"Bukan," jawab Kasdi.

"Dikumpulkan Rp800 juta? Juta apa," tanya Rianto.

"Rupiah," jawab Kasdi.

"Dikumpulkan Rp800 juta untuk apa uang ini?" tanya Rianto.

Kasdi mengatakan, Rp800 juta akan diberikan kepada Firli Bahuri melalui Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar. Hal itu sebagaimana informasi yang disampaikan oleh Muhammad Hatta.

"Informasi yang saya terima dari pak hatta disampaikan. Awalnya pak Hatta tidak menyampaikan itu, setelah beberapa lama, Pak Hatta sampaikan bahwa itu akan disampaikan kepada pak Firli melalui Kapolrestabes Semarang. Nah kebetulan Kapolrestabes Semarang ini adalah saudara pak menteri," ujar Kasdi.

"Iya saya dengar diberita," jawab Rianto.

Zimbabwe resmi tak lagi menggunakan mata uang laamnya dan menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas. FOTO/TANTV

- Kondisi mata uang Zimbabwe saat ini tidaklah seburuk di tahun 2009 lalu, ketika negara tersebut mengalami hiperinflasi. Saat itu,

negara tersebut yaitu dolar Zimbabwe (ZWD) mengalami penurunan nilai secara drastis hingga USD1 yang jika dirupiahkan sekira Rp11.935, setara dengan Z$300.000.000.000.000.

Namun, negara di Afrika tersebut kemudian berhenti mencetak ZWDdan tak lagi mengakuinyasebagai mata uang resmi Zimbabwe. Sebagai gantinya, negara itu telah menggunakan mata uang baru yang disokong dengan emas yang disebut Zimbabwe Gold, atau kerap disingkat ZiG.

Dalam sejumlah situs kurs asing di tahun 2024, nilai tukar mata uang zimbabwe ke rupiah adalah, untuk 1 dolar Zimbabwe kini sama dengan Rp48 atau Rp50. Sehingga, untuk 1 juta dolar Zimbabwe, nilainya sekitar Rp48 juta.

Masalah Mata Uang Baru Zimbabwe

Meski telah mengganti dengan mata uang baru berkode ZiG, rupanya masalah nilai mata uang tidaklah selesai dengan mudah. Belum lama ini, nilai mata uang Zimbabwe yang didukung emas anjlok 44% pada September 2024.

Meski begitu seorang ekonom independen Zimbabwe dan mahasiswa doktoral di Universitas Riset Afrika di Zambia, Mupandawana mengatakan "membiarkan ZiG jatuh merupakan penyesuaian terhadap nilai riilnya dan cerminan keadaan ekonomi Zimbabwe yang sebenarnya.

Prosper Chitambara, ekonom senior di Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Pembangunan Ekonomi Zimbabwe, mengatakan keputusan untuk membiarkan ZiG turun bisa berdampak positif bagi perekonomian dan merupakan tanda bahwa bank sentral membiarkan kekuatan pasar memainkan peran lebih besar dalam menentukan nilai mata uang negara.

Itulah nilai mata uang Zimbabwe jika dibandingkan rupiah saat ini, setelah negara tersebut mengganti mata uang lamanya.